1.
Jelaskan
mengenai perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar
akuntansi!
Jawab :
Globalisasi juga membawa implikasi bahwa hal-hal yang dulunya dianggap
merupakan kewenangan dan tanggung jawab tiap negara tidak mungkin lagi tidak
dipengaruhi oleh dunia internasional. Demikian juga halnya dengan pelaporan
keuangan dan standar akuntansi. Salah satu karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi adalah dapat diperbandingkan (comparability), termasuk di
dalamnya juga informasi akuntansi internasional yang juga harus dapat
diperbandingkan mengingat pentingnya hal ini di dunia perdagangan dan investasi
internasional. Dalam hal ingin diperoleh full comparability yang berlaku luas
secara internasional, diperlukan standardisasi standar akuntansi internasional.
Perbandingan informasi akuntansi sangat penting untuk bisnis
(perdagangan) dan investasi internasional. Yang perlu dipertanyakan adalah
bagaimana agar informasi tersebut dapat dibandingkan. Standarisasi akuntansi
akan menjamin secara keseluruhan. Akan tetapi standarisasi akuntansi secara
menyeluruh itu akan memunculkan masalah yang baru. Kebutuhan secara khusus yang
berhubungan dengan kebutuhan nasional masih memerlukan digunakannya standar
akuntansi internasional. Sebagai pemecahan masalah tersebut maka muncul konsep
tentang harmonisasi.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas
(kesesuaian) praktek akuntansi dengan menentukan batasan – batasan seberapa
besar praktek – praktek tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas
dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparatibilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai Negara.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.
Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional. Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel (luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.
Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional. Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel (luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan),
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3.Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan),
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3.Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi
banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang
memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi
biaya penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka
untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang
berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya
dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang
utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara
internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah
modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai
proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia, telah
meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
Harmonisasi standar akuntansi berarti bahwa perbedaan antar negara juga
harus dipertahankan seminimal mungkin, karena peraturan maupun praktek
akuntansi bersifat nasional mungkin masih berlaku di setiap negara selama
harmonis dengan yang lain dan dapat dilakukan rekonsiliasi. Harmonisasi juga
berarti bahwa sekelompok negara setuju pada standar akuntansi yang hampir sama
tetapi mengharuskan pengungkapan dan rekonsiliasi dengan standar yang diterima.
Harmonisasi juga berarti informasi keuangan yang disajikan berdasarkan atas
standar nasional dan juga internasional. Perbedaan direkonsiliasi untuk memberi
informasi kepada pengguna laporan keuangan mengenai dampak perbedaan standar
akuntansi pada informasi akuntansi.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar
akuntansi. Yang pertama, berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau
informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk
menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam
aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua, adalah pengukuran dan
penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen
laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam
standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen
laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana
informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau
berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
Keempat hal tersebut yang diupayakan oleh negara barat untuk
diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar
akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara
internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan
keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara.
Sebagai tanggapan atas kebutuhan
harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara
kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International Accounting Standard Committee
(IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi International Accounting Standard Board
(IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150
organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang,
termasuk Indonesia. Tujuan IASC
adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.. Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.. Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group
yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan,
pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari
organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk
membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.
Pembentukan IASC merupakan salah satu usaha harmonisasi standar
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar
akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS. Hampir
semua negara di dunia beralih ke standar tersebut, termasuk Indonesia . Isu
hangat tentang harmonisasi standar akuntansi international berhubungan dengan
globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini. Globalisasi bisnis tampak
dari kegiatan perdagangan antar negara yang mengakibatkan munculnya perusahaan
multi nasional. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya kebutuhan harmonisasi akan
suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia. IASC (
International Accounting Standard Commite) sebagi lembaga yang bertujuan
merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan
keuangan dan mempromosikan untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia,
serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standard dan prosedur
akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards(IFRS),
merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada
penilaian (revaluation)
profesional dengan disclosures
yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan
hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan
globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta
dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional
yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis.
Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di
Indonesia terletak pada penerapan revaluation
model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar,
sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan
keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
Transparan
bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
Menyediakan
titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Perlunya
Harmonisasi Pada Standar Akuntansi di Indonesia
Indonesia
perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan
asing yang akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian
untuk mengadopsi standar international itu bukan perkara mudah karena
memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah
melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan
full adoption atas standar inetrnasional tersebut. Adopsi standar akuntansi
international tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan
perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya
nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di
Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan
untuk melakukan adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi.
Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai
dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS
nomor 19. Standar berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit.
Bapepam telah memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang
kerugian apa yang akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam
pernyataannya Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar
modal yang masuk ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di
bursa efek di Negara lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan
laporan keuangannya dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan
Indonesia yang listing di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan
laporan keuangan sesuai standar di Negara tersebut.
2.
Pengaruh analisi
akuntansi terhadap akuntansi antar negara dalam kesulitannya dalam
memperoleh informasi yang diperlukan!
Jawab
:
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting
pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman
kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan
ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang
utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk
membuat peramalan yang realistis.
Investor, analis riset ekuitas, manajer keuangan,
bankir, dan para pengguna laporan keuangan lainnya memiliki kebutuhan yang
semakin besar untuk membaca dan menganalisis laporan keuangan
asing. Perbandingan keuangan lintas batas menjadi penting ketika melakukan
analisis potensi dan kekuatan keuangan investasi asing langsung atau investasi
portofolio asing.
Kebutuhan untuk menggunakan, dan dengan demikian
memahami, laporan keuangan asing juga meningkat karena kegiatan merger dan
akuisisi telah semakin banyak terjadi secara internasional. Nilai merger lintas
batas tumbuh secara terus-menerus selama tahun 1990-an, dan pertumbuhan ini
tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan.
Akhirnya, karena bisnis menjadi semakin global,
laporan keuangan menjadi jauh lebih penting daripada masa sebelumnya karena
menjadi dasar untuk analisis persaingan, keputusan kredit, negosiasi usaha, dan
kontrol perusahaan. Pengurangan hambatan perdagangan secara terus-menerus,
munculnya Eropa sebagai pasar tunggal, konvergensi selera dan preferensi
konsumen, dan semakin rumitnya penetrasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan
terhadap pasar luar negeri telah meningkatkan kompetisi bisnis multinasional
secara signifikan. Semua ini menimbulkan kebutuhan lebih lanjut untuk analisis
dan penilaian laporan keuangan internasional.
·
Akses Informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh
dunia telah tersedia secara lugs dalam beberapa tahun terakhir.Sumber informasi
dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web.
Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki sites Web dan laporan tahunannya
tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber interact dan lainnya.
·
Sumber informasi lain yang juga
berharga adalah :
(1) Publikasi pemerintah
(2) Organisasi riset ekonomi
(3) Organisasi internasional seperti PBB
(4) Organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat
berharga
·
Mengenali mekanisme untuk
mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara
Bagaimana para pengguna laporan keuangan dapat
mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara? Beberapa pendekatan
yg dapat digunakan yaitu :
a. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi
asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai
dengan dasar lain yang lebih umum.
b. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap
atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis
mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.
·
Memahami kesulitan dan kelemahan
dalam analisis laporan keuangan internasional
a. Akses
informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh
dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber
informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide
Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan
tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.
b.
Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan,
laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c.
Hambatan bahasa dan terminology.
d.
Masalah mata uang asing.
e.
Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
Dua isu utama menjadi tantangan bagi mereka yang
melakukan analisis akuntansi dalam lingkungan internasional. Yang pertama
adalah perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan,
dan kualitas audit; sedangkan yang kedua menyangkut kesulitan dalam memperoleh
informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis akuntansi.
Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran
akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang
menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara
umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen
atas pelaporan keuangan.
Auditor eksternal memainkan peranan yang penting
dalam memastikan apakah standar akuntansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan
mekanisme penegakan aturan yang memastikan para auditor untuk tetap independen
dalam praktiknya. Namun demikian, lingkungan audit tidak seragam di seluruh dunia.
3.
Jelaskan proses
perhitungan biaya modal perusahaan multinasional!
Jawab
:
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan
model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus
dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan
agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan
proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut.
Tidaklah mudah
untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas
dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan
ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen.
Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir
periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi
tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, Ke dihitung sebagai berikut
Ke = Di/Po + g. Meskipun modal untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan
negara di mana saham-saham perusahaan multinasional tercatat, seringkali cukup
sukar untuk mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi.
Ekspektasi dividen tergantung pada arus kas operasi perusahaan secara
keseluruhan. Pengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor
lingkungan. Terlebih lagi pengukuran tingkat pertumbuhan dividen suatu fungsi
ekspektasi arus kas masa depan diperumit oleh kontrol valuta asing dan
restriksi pemerntah lainnya dalam transfer dana lintas batas
Sumber :
Meifida Ilyas, SE, MSi, Akuntansi
Internasional, Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB
http://brita.indo.com/2014/06/pengaruh-analisis-akuntansi-terhadap-akuntansi-antar-negara-dan-kesulitannya-dalam-memperoleh-informasi-yang-diperlukan/
Jurnal
Akuntansi & Keuangan Vol. 1, No.2, Nopember 1999: 144 – 161
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5307372378.pdf